5.6.09

I Love It Much!!!

Aku seneng banget sama bangunan. Bukannya ndeso ya... (gak ngaku) Klo aku liat bangunan tinggi, aku bukannya mikir pengen punya rumah gede ato pengen naek ke atas sana. Tapi aku mikir "mungkinkah suatu hari aku bisa men-design gedung itu??" (yg ku tau sepertinya gak bisa..)

Semenjak aku masuk teknik sipil, aku lebih suka dengan mata kuliah struktur walaupun mekanika teknikku tergolong jelek untuk ukuran anak teknik. Well, no problem i love it..

Mata kuliah pilihan yg lebih banyak ku ambil juga lebih ke struktur bangunan daripada manajemen proyek, geoteknik (walaupun dulu aku asisten lab mekanika tanah, bukan berarti aku suka kuliahnya), hidrologi (aku gak suka banget), material konstruksi (aku gak suka dosen teknologi bahan konstruksi.. tapi aku ambil mata kuliah yg berhubungan sama material struktur), program (aku gak terlalu suka, tapi aku belajar AutoCAD, SAP dan STAAD Pro sedikit-sedikit).

Dulu aku berpikir "I wish I could be a consultant". Aku pengen nge-design bangunan. Aku pernah ambil kuliah bangunan tinggi hanya karena mimpi pengen design bangunan begitu (hehehe...). Dosennya dulu Pak Gunawan, tergolong "killer" dan agak "pelit nilai". Temen-temenku sering dapet nilai C bahkan D di mata kuliah beliau. Ajaibnya.. nilai minimumku dg si bapak adalah "B"!!! Rezeki gak kemana...

Setelah aku lulus kuliah, aku pun berpikir pengen nerusin kuliah lagi. Bahkan aku udah pilih jurusan struktur -lagi-. Agak nekat kali ya. Aku ngambil kuliah di universitas ternama di Bandung bahkan aku milih jurusan struktur. Aku rela nungguin tes demi tes untuk masuk ke sana. Setelah aku selesai ikut tes terakhir yaitu tes wawancara, materi dan TPA BAPPENAS, dg serta merta saat aku pulang lagi ke Palembang aku ngebatalin buat kuliah begitu aja!!

"Aku pengen kerja", itu yg terpikir di otakku. Waktu aku liat orang yg ikut tes TPA, aku liat orang-orang pada antusias banget di sana (gak kayak aku, antara ya-tidak). Gak nyampe 1 bulan waktu itu -klo gak salah-, aku dapet surat dari sana klo aku diterima. Tapi itu gak mengurungkan niatku untuk kekeuh nyari kerja. Orang kampus sana malah sempet nelpon ke rumah nanyain apa bener aku gak jadi kuliah... Hehehehe, maaf ya mbak.

Lagipula kan kata orang (siapa??), Klo gak yakin untuk melangkah, jangan kamu terusin.. Maka ku batalkanlah niatku dan mulai mencari kerja. Seketika aku berubah dari CALON MAHASISWA jadi JOB HUNTER (bukan JOB SEEKER lagi!!).

Alhamdulillah langkahku berjalan cukup mulus, setelah beberapa bulan aku ngelamar ke sana kemari aku diterima di BUMN. Thanks God...
Mungkin udah rezekinya kali ya, orang pikir aku udah mulai kuliah. Eh, ternyata aku udah mulai kerja. Hehehehe...

****
Sedikit review tentang bangunan tinggi di sini ya.. Coz aku suka banget ma high rise building atau skyscraper.. (berdasarkan wikipedia.org)

Bangunan tinggi menjadi mungkin dengan penemuan elevator (lift) dan bahan bangunan yang lebih murah dan kuat. Bangunan antara 75 feet dan 491 feet (23 m hingga 150 m), berdasarkan beberapa standar, dianggap bangunan tinggi.

Bangunan yang lebih dari 492 feet (150 m) disebut sebagai pencakar langit atau dikenal juga dg sebutan skyscraper. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 feet (4 m), sehingga bangunan setinggi 79 feet (24 m) memiliki 6 tingkat.

Meskipun definisi tetapnya tidak jelas, banyak badan mencoba mengartikan arti high rise building:
* International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi"
* New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat"
* Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 feet (21 m)
* Banyak insinyur, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 feet (23 m).

Bahan yg digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton kuat dan besi. Banyak pencakar langit bergaya Amerika memiliki bingkai besi, sementara blok menara penghunian dibangun tanpa beton.

Struktur bangunan tinggi memiliki tantangan desain untuk pembangunan struktural dan geoteknis, terutama bila terletak di wilayah seismik atau tanah liat memiliki faktor resiko geoteknis seperti tekanan tinggi atau tanah lumpur. Mereka juga menghadapi tantangan serius bagi pemadam kebakaran selama keadaan darurat pada struktur tinggi. Desain baru dan lama bangunan, sistem bangunan seperti sistem pipa berdiri bangunan, sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning), sistem penyiram api dan hal lain seperti evakuasi tangga dan elevator mengalami masalah seperti itu.

Bangunan tinggi mulai dibangun pada waktu awal berdirinya Amerika selama kebangkitan industri. Menggunakan bahan ringan, mereka mampu membuat bangunan bertingkat 8.

@050609.1500

2 komentar:

  1. Anonim5.6.09

    keren nak...ga nyampe deh otak ku :P

    BalasHapus
  2. iya, emang keren bu!! pengen bikin (kayak bikin kue aja..)
    ;P

    BalasHapus