27.5.09

Git... maafin kami ya...

Saat itu aku baru sampai di rumah om-ku di bilangan tangerang. Saat ku lihat HP-ku berbunyi, ku lihat nama QQ di sana. Tumben, pikirku.
"Assalamu'alaikum Ki. Ada apa ya?" (Percakapan itu sebenarnya menggunakan bahasa palembang dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia di sini)
Akhirnya dia bertanya kabar dan dimana aku sekarang, setelah itu...
"Ma, aku denger Gita lewat?"
Tak mengerti ucapannya, aku memperjelas.. "Lewat gimana ki?!?"
"Meninggal ma.."
JEDERR!! Bak kena petir di siang bolong, aku terkejut.
"Ki serius, kamu dapet kabar dari mana??"
"Aku dapet kabar dari temen di palembang, trus ada sms juga yg ngomong itu."
"Ya udah, aku tanya ke nenny dulu kabarnya ya."
Saat ku tanya nenny, dia pun berkata hal yg sama. Dan dia sedang bersiap-siap memastikan kondisi yg sebenarnya ke RS.
Saat itu, aku baru ingat bahwa itu hari operasi gita.. Dan tak ku sangka, memang benar kabar itu.

****

Aku melihatnya tergolek lemas di ranjang. Nenny bilang, dia habis muntah-muntah. Kayaknya maag-nya kumat. Dia habis makan nasi sama hati ampela -klo aku gak salah ingat-.

Waktu aku datang, nenny udah beranjak dari kamarnya bersama adiknya. Dia lagi hamil hampir 2 bulan, tapi udah keliatan kurus. "Mudah kecapekan sekarang.", kata nenny.
Waktu aku ingin masuk ke kamar perawatan Gita, ada papanya dan Tara -adiknya- di depan. Melihat aku datang, papanya langsung memanggil istrinya yang ada di dalam kamar. "Tolong didoakan.", pesan papa Gita sebelum aku masuk kamar. Aku membalasnya dengan senyuman.
Saat aku masuk kamar, dia lemas dan terlihat sangat kurus. Berbeda dengan Gita yang biasanya -badan yang berisi, ceria, agak sedikit cerewet malah-, tapi yang kulihat bukan dia yang "biasa". Waktu aku masuk, dia hanya bisa tersenyum tapi sangat lemah di ranjangnya.

"Gita baru muntah. Tadi dia makan nasi sama hati ampela. Katanya bosen liat makanan rumah sakit.", mamanya menjelaskan padaku sambil membereskan sesuatu di kamar mandi.
Akhirnya sepanjang sore itu, aku hanya bercerita dengan mamanya.
"Irma ke sini karena besok irma mau berangkat ke jakarta. Irma ditempatin di sana."
Mamanya bercerita bagaimana Gita suka kecape'an, terus mulai drop dan harus pulang ke Palembang untuk dirawat di RS. Kuliah S2-nya di UGM sementara stop dulu untuk memulihkan kondisinya. Saat itu, dokter memvonis Gita kena tumor di rongga jantung. Dan mengharuskannya bolak-balik RS karena jantungnya dipenuhi cairan.

Saat aku pulang, satu hal yg kusesali tak kulakukan. Aku begitu ingin mencium dahinya saat itu, tapi tak kulakukan..
"Syafakallah sifaan ajilan, syifaan laa yughadiru ba'dahu saqaman"
Semoga Allah menyembuhkanmu dengan kesembuhan yang tiada sakit setelahnya...


****

Dulu saat SMU, Gita paling sering mengejekku karena aku yg agak lemot.. Panggilan sayangnya untukku adalah "dodol". Tapi sesungguhnya aku tau dia sayang padaku. Dia salah satu sahabat terbaikku selain anggota G6K8 yg lain...
Setelah kuliah dan kami terpisah antara palembang-jogja. Kami tetap berkomunikasi dan kumpul-kumpul baik antara G6K8 dan anggota KODRAT lain.
Bahkan kami suka curhat tentang apapun, bahkan saat aku berencana untuk kuliah S2 ternyata malah dia yg melanjutkan (walau tidak selesai).

Yg sedikit kusesalkan, Gita tak cerita tentang penyakitnya. Aku tau dari nenny sebelum pulang diklat ke palembang sebelum ke jakarta lagi. Bahkan selain aku dan nenny, G6K8 baru tau penyakitnya di saat hari dia meninggalkan kami untuk selamanya.


****

Aku hanya bisa menangis saat di hari itu aku tak bisa melihatnya untuk terakhir kali.
Aku menyesal saat tak mencium dahinya saat aku pergi meninggalkan rumah sakit hari itu.
Saat dirimu tiada, hanya satu dari kami yg bisa melihat dirimu untuk tidur selamanya.
Aku hanya bisa berdoa, "semoga dirimu tak merasakan sakit lagi di sana git.. kami di sini selalu berdoa untuk dirimu..."
"Teman-teman, nenny sudah mewakili kalian melihat dan mencium Gita untuk terakhir kalinya." Itu isi sms nenny sebelum Gita dikuburkan dan masih kusimpan di inboxku..

1 komentar:

  1. sesungguhnya semua berawal dari dan kembali kepada yang Maha Kuasa Allah SWT.

    BalasHapus